"BAD DIARY ?" | CERPEN - 1500 Kata | Tugas Kuliah | 2016

BAD DIARY ?
Nama Pengarang : Kasyful Anwar
Tanggal Ditulis : Jum’at, 25 November
2016
Sinar matahari yang terbias dari arah timur yang sangat terang membagunkan
seseorang yang sedang terbaring melintang di tempat tidurnya. Dengan mata yang
masih tertutup sabil menggosok-gosok kepalanya ia menuju sisi pojok dari
kamarnya, dia mulai membuka mata dan melihat dirinya sendiri di cermin sambil
berkata: ”ini hari senin yaa...?” Turun dari loteng dengan mengendong tas
sambil melihat arloginya dan menuju meja makan. “Sudah bangun Ka.. ” sambil
makan kata seorang perempuan yang duduk di meja makan, “Mika kamu sudah mandi
belum?” kata perempuan itu. “Udah lah Kak, kenapa Kakak tidak membangunkanku
tadik.” kata Mika, (yang ternyata perempuan dimeja makan itu adalah kakaknya). “kakak
udah selesai makan ni, kakak berangkat dulu ya... kamu pakai sepeda ya.. kakak
mau makai motor, mau ke perpustakaan
kota dulu” Kata kakak. “Oke.. berangkat sana..” Kata Mika sambil menyuap nasi.
Latar pun berubah dan terlihat pancaran sinar dari proyektor pun mulai
meredap, diiringi kata selamat siang dari dosen yang mulai bersiap-siap untuk
keluar dari kelas. Dengan tangan yang masih sibuk memegang pulpen mika
melanjutkan catatannya. Dari belakang terdengar panggilan dari Dimas, yaitu
teman satu kelas di jurusan teknik informatika yang mengajak untuk nyatai. Mika
pun lansung berkata: “okeee... dimana.. kapan.. sekarang?” dengan nada santai
dan ekspresi tidak tertarik. “Tempat biasa...” kata Dimas. Mereka pun pergi
keluar kampus dan tibalah di sebuah warung kopi didekat kampus yang waktu itu
terlihat sedang dipenuhi oleh para
pengunjung. “Kita duduk disini aja ya Ka..“ kata Dimas. Mereka pun duduk sambil
memesan minuman, lalu membuka laptop mereka masing-masing.
Tiba-Tiba terdengar suara ambulan dengan kemacetan dari segala arah
disertai ekspresi penasaran dan
pertanyaan dari para pegguna jalan “siapa itu...? siapa itu...? masih hidup
tidak? orang itu...? terlihat beberapa ceceran darah di pertigaan jalan. Dan terlihat
oleh para pengguna jalan korban dari kecelakaan dimasukan di dalam ambulan
dengan cepat, ambulan pun pergi menuju rumah sakit sedangkan polisi kembali
sibuk megatur lalu lintas yang macet karena terjadi kecelakaan.
Mika dan Dimas yang lagi asik dengan laptop mereka masing-masing. Dimas
sedang membaca sebuah berita dengan ekspresi penasaran karena berita itu baru
saja di posting di internet, lalu berkata pada Mika “Ka kamu ada liat berita
terkini ngak.. kelakaannya di pertigaan menuju rumah mu lo.. coba kamu liat ni,
linknya udah kukirim di facebookmu tu” ucap Dimas. Mika pun mengklik link yang
di kirim oleh Dimas di facebooknya. Terbukalah salah satu website berita
terpopuler di kotanya yang mengabarkan terjadi sebuah kecelakaan di
persimpangan tiga. Mika membaca berita itu bahwa cerita itu terjadi di simpang
tiga yang biasa dia lewati sewaktu ulang, bahwa terjadi tabrak lari oleh
pengendara motor terjadi 30 menit yang lalu dengan korban dalam keadaan
sekarat. Sepontan Mika lansung melihat gambar berita itu dan melihatnya dengan
teliti. Ternyata memang benar terdapat sepeda motor milik keluarganya tersandar
di pinggiran jalan dengan keadaan hancur. Tiba-tiba ponsel Mika pun berbunyi,
dengan wajah tanpa ekspresi, lalu ia menggankat ponselnya dengan perlahan
kearah telinga mendengarkan telpon tersebut. Melihat Mika mengangkat telpon
tanpa ekspresi Dimas pun bertanya pada Mika “telpon dari siapa tu Ka” Mika
masih diam dan tidak menberikan jawaban, tapi malah balik menanya “sepeda
motormu ada dimana?” tanya Mika ke Dimas. “Ada diparkiran samping kampus.” Kata
Dimas. Mika pun dengan cepat mengambil kunci sepeda motor dimas sambil berkata “aku
pinjam sepeda motormu lalu berlari keluar.”
Tiba Mika di rumah sakit, bertanya pada suster dan lansung menuju ruangan
kakaknya. setibanya di sana terlihat kakaknya dalam keadaan tidak sadar serta
sedang mengenakan infus. Mika berdiri terdiam sambil teringat obrolan tadi pagi
di meja makan. Dan Mika meneteskan air mata dan perlahan keluar ruangan. Ponsel
mika pun tiba-tiba berbunyi yang ternyata itu adalah panggilan dari Dimas. Mika
mengangkatnya tanpa mengucapkan apapun. Dimas pun menanyakan “kamu dimana Ka?
Apa yang sebenarnya terjadi? Ka.. Ka.. Hallo..!!” Mika pun akhinya berbicara
“Kakakku kecelaaan...” “serius Ka.. tunggu aku di sana Ka” kata Dimas. Dan Mika
pun mengakhiri panggilan. Mika duduk dikursi tunggu dan masih saja teringat
obrolan dengan kakaknya tadi di meja makan.
Dan setengah jam kemudian Dimas pun tiba di rumah sakit lalu menghampiri
Mika yang sedang duduk tertunduk dengan kedua tanganya tersangga di paha. “aku
sama sekali tidak menduga bahwa korban kecelakaan itu adalah kakakmu” ungkap
Dimas. Mika pun berdiri dan pergi sambil berkata “ada yang harus aku lakukan.”
“ada yang harus aku lakukan?” ulang oleh Dimas. “Hey.. hey.. tunggu, aku ikut
!!” seru Dimas. Mereka pun berada di sisi lain rumah sakit. “Kita mau ngapain”
tanya Dimas. Mika pun membuka laptopnya dan berkata “kecelakaan ini adalah
tabrak lari, aku tidak akan membiarkannya terus lari,” “ada berapa CCTV yang
terpasang di sanakan?” tanya Mika pada Dimas. “Ayah kamu polisikan? Kamu tau
tidak ada berapa CCTV yang aktif disana” tanya Mika lagi. “ia, coba aku tanya
ayahku dulu” ungkap Dimas. Dimaspun melakukan pangilan dan tampak sedang
berbicara pelan terlihat dari kejauhan. “Oke Ka, di sana ada 2 CCTV aktif yang
terpasang” ungkap Dimas.
Mika dan Dimaspun tiba di lokasi pantauan CCTV untuk meminta rekaman pada
waktu itu, dan merekapun menuju rumah Dimas untuk melihat rekaman tersebut.
Terlihat mereka berdua melihat layar laptop dengan sangat serius. “Dimas, lihat
itu...!!” kata Mika, “yang mana?” ungkap Dimas. “lihat lampu sen mobil yang
menabrak kakakku. “Lampu sennya kearah kanan, yaitu kearah rumahku” kata Mika,
“tapi kenapa ia dengan cepat maju kedepan tanpa berbelok kekanan dan menabrak
kakakmu?” tanya Dimas. “Orang ini pasti sudah tau arah rumahku dan mengira
kakakku akan menuju kerumah, tapi kakakku tidak lansung pulang kerumah, tetapi
cuma lewat dari simpang itu saja. Pengendara ini pasti sudah merencanakan
tabrakan ini ketika kakakku berbelok kekanan untuk pulang lalu ia ingin
menabraknya, tetapi kakaku tidak berbelok tapi malah lurus. Jadi dia juga ikut
lurus.” Jelaskan Mika. Mika pun mengeluarkan buku kecil dan mencatat plat nomor
kendaraan dari pengendara tersebut .
Mika dan Dimas kembali menuju rumah sakit untuk melihat kondisi kakaknya
Mika sekarang. Mereka memarkir sepeda motor mereka di parkiran ujung rumah
sakit karena parkiran depan sudah penuh. Mereka pun berjalan ke arah pintu
masuk rumah sakit. Ketika mereka melewati parkiran sekilas terlihar ciri-ciri
mobil yang menabrak kakaknya Mika, Mika berhenti, semenara Dimas masih tetap berjalan.
“Dimas...” panggil Mika. Dimas pun menoleh dan melihat Mika berlari
tergesa-gesa kearah lain. Dimaspun berlari juga mengikutinya. “Ini kan mobil
yang menabrak kakakmu” ungkap Dimas, sambil melihat Mika memeriksa plat nomor
kendaraan tersebut. “Aku akan panggil polisi” kata Dimas. Beberapa saat
terdengar bunyi sirine mobil polisi. “Ayah..” panggil dimas, yang ternyata
salah seorang polisi itu adalah ayahnya Dimas. Mika pun menghampiri Dimas dan
ayahnya dan mulai menceritakan apa yang mereka lakukan dan temukan.
Terlihat suasana tenang diparkiran tempat mobil penabrak itu berada.
Ternyata Mika, Dimas, dan polisi sedang bersembunyi dan bersiap menyergap
penabrak itu. Terlihat seseorang laki-laki dengan wajah sedih dan kepala
menunduk kebawah menuju menghampiri mobil tersebut. Ketika ia mengeluarkan
kunci mobil dan menekan tombol pembuka kunci “knitt.. knitt”. Polisi pun
lansung mengepung penabrak tersebut. Penabrak tersebut lansung berlutut sambil
menangis ditanah. Mika pun keluar dan berlari menuju penabrak itu sambil
berkata ”kenapa kau menabrak kakakku” dengan emosi dan suara yang keras. Tetapi
segera dihentikan oleh Dimas dan Ayahnya. “Maafkan aku, kamu pasti keluarga
dari orang yang aku tabrak kemaren, aku tidak sengaja untuk melakukannya”
sambil terus menangis. Mikapun hendak memukul orang itu, tetapi masih dihadang
oleh ayah dimas. “hari itu saat lampu merah aku mendapatkan panggilan dari
pihak rumah sakit dan mendengar istriku terkena serangan jantung dirumah sakit,
akupun terburu-buru menuju rumah sakit dan tidak sengaja menabrak kakakmu”
jelassan penabrak itu. Polisi, Dimas dan Mikapun terdiam. “aku akan
mempertanggung jawabkan kesalahanku itu, Sekali lagi aku mohon maaf” ungkap
penabrak dengan sedih. Semua terdiam, dan hanya terdengan rintihan sedih dari
Mika yang lagi-lagi teringat kata-kata terakhir pada kakaknya saat dimeja
makan. Dengan sambil terseduh-seduh lalu Mika memandang penabrak itu dengan air
mata yang terus mengalir dan mengatakan sesuatu. Lalu penabrak itu menuntuk ke
tanah.
Terlihat orang-orang menggunakan pakai hitam berdiri menyaksikan pemakan
sore itu. Terlihat Mika berdiri dengan wajah tanpa ekspresi dengan tangan Dimas
di pundaknya. Disisi lain dari kuburan terlihat penabrak menangis dengan keras,
yang tenyata istri dari penabrak itu meninggal karena serangan jantung. Acara
Pemakaman selesai, polisi memegang bahu penabrak itu yang sedang menangis dan
membawanya pergi dari pemakaman dengan orgol ditangannya.
- THE END –
rajin
BalasHapushahah.. ngumpulin niatnya yang susah..
HapusBagus ceritanya 🤗🤗
Hapusthanks :D
HapusIni beneran 1500 kata
BalasHapuskurang dari 1500 kata
BalasHapusYang tepatnya brpa ?
BalasHapusJejak
Hapusbagus ceritanya
BalasHapusBagus banget kak🥹
BalasHapus