SEJARAH PERADABAN INDIA KUNO
Sejarah
Masa peradaban india
Kuno
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha Sempurna pencipta dan penguasa
segalanya. Karena hanya dengan ridho-nya penulis dapat menyelesaikan tugas
makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu makalah tentang “SEJARAH
PERADABAN INDIA”. Dengan harapan semoga tugas makalah ini bisa berguna dan ada
manfaatnya bagi kita semua. Amiin.
Tak lupa pula penyusun sampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam proses
penyusunan tugas makalah ini, karena penulis sadar sebagai makhluk sosial
penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan
tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari –Nya.
Akhirnya walaupun penulis telah
berusaha dengan secermat mungkin. Namun sebagai manusia biasa yang tak mungkin
luput dari salah dan lupa. Untuk itu penulis mengharapkan koreksi dan sarannya
semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.
Daftar
Isi
A. Letakgeografis
-
Tahun berdiri munculnya peradaban india
kuno
-
Suku bangsa
B. Sistemmata
pencaharian
C. System
pemerintahan
D. Sistemkepercayaan
E. System
budaya
-
Peninggalan budaya
-
Ilmu pengetehuan
-
Tokoh filsafat
A. Letak
geografis
Wilayah India kuno
merupakan salah satu negara di Asia Selatan di bagian Utara berbatasan dengan
pegunungan Himalaya dan Hindu Kush, sedangkan bagian Selatan berbatasan dengan
Samudera Indonesia. Sekarang, wilayah ini bisa dilihat di peta yang meliputi
negara India, Nepal, Pakistan dan Afganistan.
Kondisi alam yang
seperti itu menggambarkan seakan-akan India adalah subbenua Asia. Wilayah India
kuno terbagi menjadi dua bagian yaitu India Utara dan India Selatan, diantara
keduanya terdapat pengunungan Windya. India Utara adalah daerah yang memiliki
lahan yang subur terutama di sepanjang Sungai Shindu, Gangga, Yamuna dan
Brahmaputera. Sebaliknya di India Selatan, daerah ini adalah daerah yang tidak
subur dengan lahan-lahan yang kering tandus.
Celah antara Himalaya
dan Hindu Kush dikenal dengan nama Celah Kaiber (Khyber Pass). Celah ini
merupakan jalan masuk bangsa-bangsa pendatang yang bermigrasi dan menetap di
India. Dari celah ini pulalah lahir peradaban di India sebagai asimilasi
kebudayaan antara kebudayaan bangsa asing dengan bangsa aslinya, diantaranya
peradaban Lembah Sungai Shindu dan Lembah Sungai Gangga.
Penduduk asli yang
berada di Lembah Sungai Shindu adalah bangsa Dravida, diperkirakan telah
mendiaminya sejak 3000 SM. Bangsa ini meninggalkan sisa-sisa peradabannya di
Mahenjo Daro dan Harappa.
Hasil temuan peninggalan
peradaban di India diketahui dengan ditemukannya sisa-sisa kebudayaan di Kota
Mahenjo Daro di daerah Shindu (sekarang berada di wilayah Pakistan) dan Harappa
yang mendiami kawasan Sungai Ravi (daerah hulu Sungai Shindu).
1. Tahun berdiri munculnya peradaban
India adalah salah satu tempat pertama yang dihuni oleh
manusia setelah migrasi dari Afrika. Manusia tiba di India melalui pesisir
sepanjang Jazirah Arab dan Teluk Persia. Kemungkinan kelompok orang pertama
tiba di India sekitar 50.000-an SM.
Pada 3000-an SM, bangsa Harappa membangun kota-kota Zaman
Perunggu di Sungai Indus (Pakistan modern). Mereka melakukan perdagangan dengan
Asia Barat. Pada 2000-an SM, peradaban Harappa runtuh. Tak diektahui secara
pasti penyebab keruntuhan ini.
Tidak lama setelah itu, bangsa India-Eropa datang dari Asia
Tengah ke India. Mereka disebut juga bangsa Weda atau Arya, dan membawa serta kuda,
kereta perang, dan bahasa mereka. Agama mereka ikut bercampur dengan agama
lokal untuk kemudian menghasilkan agama Hindu. Sistem kasta juga mulai muncul
pada masa ini. Sekitar 800-an SM, bangsa Weda bergerak dari Lembah Indus untuk
menaklukan seluruh India Utara, termasuk lembah Gangga.
Pada 539 SM, Persia, di bawah Koresh Agung, menyerang India
utara (Pakistan modern) dan menjadikannya bagian dari Kekaisaran Persia. Pada
323 SM, Aleksander Agung, ketika menaklukan Kekaisaran Persia, juga melancarkan
serangan ke India.
Setelah itu muncul negara-negara kuat di India. Yang
pertama adalah Kekaisaran Maurya yang berdiri pada 321 SM dan runtuh pada 184
SM. Masa ini diikuti oleh periode kerajaan-kerajaan kecil hingga pada 320 M
berdirilah Kekaisaran Gupta yang berlangsung hingga 550 M. Kerajaan-kerajaan
besar lainnya juga muncul di India selatan.
Dimulai sekitar 400-an M, gelombang serangan dari Asia
Tengah dan Asia Barat mulai menyerbu India. Awalnya, suku Hun menyerang,
kemudian, setelah runtuhnya Gupta, kaum Muslim berhasil merebut India utara dan
mendirikan Kesultanan Delhi. Sekitar 1200-an dan 1300-an M, Mongol juga
melakukan serangan berulang ke India. Semua konflik ini berlangsung terutama di
India utara. Sementara di India selatan, kerajaan-kerajaan India lokal relatif
tidak terlalu terganggu.
Di India utara, kekuasaan Mongol sempat menghilang sebelum
akhirnya pada 1526 M berdiri negara Mongol bernama Kekaisaran Mughal. Pada
tahun 1700-an M, Mughal melemah dan terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
Ini memicu Britania untuk bergerak dan menaklukan India.
2. Suku bangsa yang
berkembang
Bangsa Arya
diperkirakan masuk di India antara 2000 dan 1000 tahun sebelum Masehi masuklah
ke India dari sebelah utara. Kaum Arya, yang memisahkan diri dari kaum sabangsanya
di Iran dan yang memasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan Hindu Kush.
Bangsa Arya itu,
yang termasuk induk bangsa Indo-Eropa, mula-mula adalah bangsa pengembara. Dari
tempat mereka terakhir didaerah Asia pusat sebagaian dari mereka memasuki dan
menetap di dataran tinggi Iran, dan sebagian lagi di Punjab (5 sungai). Di
sepanjang sungai Sindhu terdapat suatu peradaban bangsa Dravida yang sudah
tinggi sekali tingkatnya. Peradaban iti berpusat di kota-kota yang diperkuat.
Dengan benteng-benteng.
Setelah datang
di India mereka menentap di dataran sungai Sindhu yang pada zaman itu masih
subur, jadi di daerah itu mereka telah menjumpai suatu peradaban tua. Di dalam
beberapa hal mereka sangan berbeda dengan bangsa Dravida. Kemudian mereka lebih
jauh memasuki India sampai di tepi sungai Gangga dan sampai di sebelah selatan.
Tetapi di situ mereka makin bercampur dengan bangsa Dravida dan dengan
demikianlah terwujudlah akhirnya suatu kesatuan. Berkat peleburan kebudayaan
Dravida yang tua itu dengan kebudayaaan Arya terjadilah kemudian kebudayaan
India.
Jadi dapatlah dikonstatir dengan jelas, bahwa
agama Hindu sebagai agama tumbuh dari dua buah sumber yang berlainan, tumbuh
dari perasaan dan pikiran keagamaan dua bangsa yang belainan, yang mula-mula
dalam banyak hal sangat berlainan, tetapi kemudian lebur jadi satu.
Bangsa Arya
datang dengan membawa bahasa Sansekerta. Mereka juga memperkenalkan system
kasta, yang menempatkan orang-orang ke dalam bermacam-macam kasta atau warna
berdasarkan kedudukan.
B. Sistem Mata
Pencaharian
Sepanjang lembah
Sungai Shindu adalah lahan subur yang cocok sekali untuk pertanian. Kesuburan
ini disebabkan oleh lumpur-lumpur sungai yang dibawa ketika banjir. Pemanfaatan
lahan dan sungai mendorong untuk mengembangkan teknologi irigasi dengan membuat
saluran-saluran, tanggul penahan banjir dan bendungan untuk menampung. Hasil
temuan saluran irigasi inilah yang menunjukkan bahwa pada masa tersebut sudah
terbentuk peradaban yang maju dengan mata pencahariannya adalah pertanian
(gandum, padi, kapas, dan teh).
C. Sistem Pemerintahan
Peradaban Lembah Sungai
Shindu adalah peradaban manusia prasejarah karena belum ditemukan adanya
tulisan. Masuknya bangsa Arya ke wilayah India, mengubah tata hidup penduduk
asli dan terjadinya percampuran kebudayaan. Sebenarnya bangsa Arya adalah
bangsa nomaden (selalu berpindah-pindah), namun sejak ditemukannya wilayah
India melalui Celah Kaiber mereka mencoba untuk menetap sehingga menimbulkan
percampuran kebudayaan di antara keduanya. Pencampuran kedua bangsa tersebut
melahirkan bangsa Hindu. Kedatangan mereka menjadi salah satu penyebab
runtuhnya peradaban kuno di Lembah Sungai Shindu. Pemerintahan bangsa Arya yang
pernah ada di Lembah Sungai Shindu diketahui mulai ada tahun 327 SM dengan
berdirinya Kerajaan Maurya.
D. Sistem Kepercayaan
Masyarakat lembah Sungai
Shindu memuja kepada banyak dewa (politheisme). Dewa utama yang dipujanya
adalah dewa berkepala tiga, bertanduk besar, walaupun masih berupa dugaan,
stempel yang menggambarkan dewa ini banyak dijumpai. Selain itu, masyarakatnya
mengenal Dewi Ibu yang dipuja sebagai lambang Dewi kesuburan.
Berikut ini nama-nama
kerajaan yang pernah ada pada peradaban Lembah Sungai Shindu, antara lain:
1.
Kerajaan Magadha
Bangsa Arya yang tinggal di Punjab membentuk
negara kota, dengan kepala pemerintahannya disebut raja. Pemerintahan seperti
ini sudah ada di Magadha, Kosala dan Avanti. Kerajaan Magadha sudah ada
kira-kira tahun 650 SM, diperintah oleh Sisunaga dengan ibukota Rajgir. Sekitar
tahun 500 SM, pada masa Raja Ayatasatra, ibukota dipindahkan ke Pataliputra di
dekat pertemuan Sungai Shindu dan Gangga.
Raja Nanda adalah Raja Magadha yang berhasil
mengusir Persia dari Punjab, dan kemudian membentuk dinasti Nanda. Raja
kesembilan dinasti Nanda yakni Mahapadmananda menikahi wanita dari kasta rendah
dan memiliki seorang anak bernama Candragupta Maurya.
2.
Kerajaan Maurya
Candragupta Maurya adalah pendiri Kerajaan
Maurya setelah berhasil menundukkan pasukan Macedonia yang kala itu sedang
melakukan ekspansi ke wilayah India dibawah pimpinan Iskandar Zulkarnaen dan
telah menguasai daerah Punjab. Pengusiran tentara Macedonia dari India
dilakukan setelah Candragupta Maurya mengetahui kabar Iskandar Zulkarnaen
wafat, kejadian ini terjadi pada tahun 327 SM. Ibukota Kerajaan Maurya berada
di Pattaliputra dengan raja pertamanya adalah Candragupta Maurya. Kekuasaan
wilayahnya terbentang dari Kashmir di bagian Barat dan lembah Sungai Gangga di
bagian Timur. Kerajaan Maurya mencapai masa gemilang di bawah pemerintahan
Ashoka (268-232 SM) cucu Candragupta Maurya.
Ashoka merasa menyesal setelah melihat
korban-korban perang saat menundukkan Kerajaan Kalingga dan Dekkan, lalu
bercita-cita untuk membentuk suatu perdamaian bagi umat manusia. Agama yang
semula adalah Hindu ditinggalkannya dan beralih menjadi penganut agama Buddha.
3.
Kerajaan Candragupta
Sepeninggalnya Ashoka, kerajaan Maurya pecah
menjadi kerajaan kecil yang kemudian dipersatukan kembali oleh Candragupta I
dan berdiri Kerajaan Candragupta.
E.
Sistem kebudayaan
1.
Peninggalan bangsa india kuno
Bangsa india kuno telah memiliki kebudayaan yang
cukup tinggi sejak tahun 3000 sebelum masehi Ini dibuktikan dengan adanya
peninggalan peninggalannya. Adapun peninggalannya sebagai berikut.
-
Ditemukannya dua kota
kuno dilembah sungai iudus, yaitu diharappa dan mohenjodaro, kedua dikota kuno
ini telah memiliki cirri seni arsitektur yang cukup tinggi.
-
Ditemukannya tlisan
berbentuk hurup paku, namun sampai sekarang belum dapat dibaca.
-
Kuil, tempat pemujaan
dewa dan dua bangunan istana
-
Tembikar berb entuk
periuk belanga, semacam piring dan cangkir dalam berbagai bentuk dan ukuran
-
Alat-alat pertanian
berupa cangkul san kapak
-
Terracotta, yaitu benda
benda beerupa lempeng tanah yang ada tulisannya
-
Perhiasan berupa kalung,
gelang dan ikat pinggang
-
Ditemukannya arca dewa
perempuan yang mempunyai bagian-bagian amat besar.
-
Kitab suci weda dan
tripitaka merupakan karya sastra yang bayak dibaca masyarakat hindu dan budha
-
Kitab mahabrata dan
ramayana
2.
Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi
Ilmu pengetahuan dan
teknologi sudah dikenal oleh masyarakat yang mendiami lembah Sungai Shindu.
Bukti-bukti yang menunjukkan hal tersebut dengan ditemukannya perkakas
pertanian, alat-alat rumah tangga, alat-alat perang, bangunan dan simbol
kepercayaan yang terbuat dari tanah liat ataupun logam. Selain itu, di Kota
Mahenjo-Daro dan Harappa sudah terbentuk penataan kota yang baik dan teratur.
Penduduk sudah mengenal teknologi bangunan dan gedung yang dibuat dari batu bata
untuk tempat tinggal. Setiap rumah terdapat sumur dan saluran-saluran
pembuangan limbah kotor dan dialirkan ke selokan besar di bawah jalan raya.
3.
Tokoh filsafat
·
Permenides (tetap)
Ia lahir di kota Elea, dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada. Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Parmenides (515 – 440 SM) menyatakan bahwa segala sesuatu itu sebagai sesuatu yang tetap (tidak berubah).
Ia lahir di kota Elea, dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada. Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Parmenides (515 – 440 SM) menyatakan bahwa segala sesuatu itu sebagai sesuatu yang tetap (tidak berubah).
·
Heraclitos
(berubah)
Ia lahir di Ephesus, ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Heraclitos (535 – 475 SM) mengemukakan bahwa segala sesuatu itu “mengalir” (“panta rhei”) bahwa segala sesuatu itu berubah terus menerus/perubahan. Ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alsannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada dibelakangnya.
Ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adana api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api.
Ia lahir di Ephesus, ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Heraclitos (535 – 475 SM) mengemukakan bahwa segala sesuatu itu “mengalir” (“panta rhei”) bahwa segala sesuatu itu berubah terus menerus/perubahan. Ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alsannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada dibelakangnya.
Ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adana api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api.
·
Socrates
(Dialectic)
Socrates (470 SM) menolak konsep dunia determinisme mekanisme dan semua teori tentang dunia fisik. Menurutnya hakekat manusia adalah jiwa dan kehidupan rohani. Pikiran manusia adalah satu-satunya obyek penyelidikan yang berguna. Socrates memperkenalkan definisi universal dan penalaran induktif. Socrates sebagai guru dari Plato tidak meninggalkan karya tulis satupun dari hasil pemikirannya, tetapi pemikiran-pemikirannya secara tidak langsung banyak dikemukakan dalam tulisan-tulisan para pemikir Yunani lainnya terutama ditemukan dalam karya muridnya Plato.
Socrates (470 SM) menolak konsep dunia determinisme mekanisme dan semua teori tentang dunia fisik. Menurutnya hakekat manusia adalah jiwa dan kehidupan rohani. Pikiran manusia adalah satu-satunya obyek penyelidikan yang berguna. Socrates memperkenalkan definisi universal dan penalaran induktif. Socrates sebagai guru dari Plato tidak meninggalkan karya tulis satupun dari hasil pemikirannya, tetapi pemikiran-pemikirannya secara tidak langsung banyak dikemukakan dalam tulisan-tulisan para pemikir Yunani lainnya terutama ditemukan dalam karya muridnya Plato.
·
Plato
(Idealisme)
Plato (428 SM) merintis teori alam menurut kebutuhan dan keinginan manusia. Alam semesta dianggap sebagai organisme hidup dengan tubuh, jiwa, dan pemikirannya. Plato membela konsep penalaran deduktif seperti mantematika. Dia juga telah memperkenalkan konsep “bentuk-bentuk yang nyata” yaitu bahwa ide atau bentuk merupakan kenyataan sejati. Selain itu dia juga memperkenalkan abstraksi pada konsep-konsep ilmiah.
Filsafat Plato dikenal sebagai Idealisme. Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah membawa orang pada kebenaran sejati. Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui dalam ajaran Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu. Filsafat Plato juga sebagai jalan tengah dari ajaran Heraclitos dan Parmenides. Karya-karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan filsafat alam.
Plato (428 SM) merintis teori alam menurut kebutuhan dan keinginan manusia. Alam semesta dianggap sebagai organisme hidup dengan tubuh, jiwa, dan pemikirannya. Plato membela konsep penalaran deduktif seperti mantematika. Dia juga telah memperkenalkan konsep “bentuk-bentuk yang nyata” yaitu bahwa ide atau bentuk merupakan kenyataan sejati. Selain itu dia juga memperkenalkan abstraksi pada konsep-konsep ilmiah.
Filsafat Plato dikenal sebagai Idealisme. Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah membawa orang pada kebenaran sejati. Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui dalam ajaran Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu. Filsafat Plato juga sebagai jalan tengah dari ajaran Heraclitos dan Parmenides. Karya-karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan filsafat alam.
disusun oleh : kasyful anwar
Komentar
Posting Komentar