SEJARAH PERADABAN INDIA KUNO



Sejarah
Masa peradaban india
Kuno







KATA PENGANTAR


Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dzat yang Maha Sempurna pencipta dan penguasa segalanya. Karena hanya dengan ridho-nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai dengan apa yang diharapkan yaitu makalah tentang “SEJARAH PERADABAN INDIA”. Dengan harapan semoga tugas makalah ini bisa berguna dan ada manfaatnya bagi kita semua. Amiin.
Tak lupa pula penyusun sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut berpartisipasi dalam proses penyusunan tugas makalah ini, karena penulis sadar sebagai makhluk sosial penulis tidak bisa berbuat banyak tanpa ada interaksi dengan orang lain dan tanpa adanya bimbingan, serta rahmat dan karunia dari –Nya.
Akhirnya walaupun penulis telah berusaha dengan secermat mungkin. Namun sebagai manusia biasa yang tak mungkin luput dari salah dan lupa. Untuk itu penulis mengharapkan koreksi dan sarannya semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya.


Daftar Isi

A.    Letakgeografis
-         Tahun berdiri munculnya peradaban india kuno
-         Suku bangsa
B.    Sistemmata pencaharian
C.    System pemerintahan
D.   Sistemkepercayaan
E.     System budaya
-         Peninggalan budaya
-         Ilmu pengetehuan
-         Tokoh filsafat





A.  Letak geografis
Wilayah India kuno merupakan salah satu negara di Asia Selatan di bagian Utara berbatasan dengan pegunungan Himalaya dan Hindu Kush, sedangkan bagian Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia. Sekarang, wilayah ini bisa dilihat di peta yang meliputi negara India, Nepal, Pakistan dan Afganistan.
Kondisi alam yang seperti itu menggambarkan seakan-akan India adalah subbenua Asia. Wilayah India kuno terbagi menjadi dua bagian yaitu India Utara dan India Selatan, diantara keduanya terdapat pengunungan Windya. India Utara adalah daerah yang memiliki lahan yang subur terutama di sepanjang Sungai Shindu, Gangga, Yamuna dan Brahmaputera. Sebaliknya di India Selatan, daerah ini adalah daerah yang tidak subur dengan lahan-lahan yang kering tandus.

Celah antara Himalaya dan Hindu Kush dikenal dengan nama Celah Kaiber (Khyber Pass). Celah ini merupakan jalan masuk bangsa-bangsa pendatang yang bermigrasi dan menetap di India. Dari celah ini pulalah lahir peradaban di India sebagai asimilasi kebudayaan antara kebudayaan bangsa asing dengan bangsa aslinya, diantaranya peradaban Lembah Sungai Shindu dan Lembah Sungai Gangga.

Penduduk asli yang berada di Lembah Sungai Shindu adalah bangsa Dravida, diperkirakan telah mendiaminya sejak 3000 SM. Bangsa ini meninggalkan sisa-sisa peradabannya di Mahenjo Daro dan Harappa.

Hasil temuan peninggalan peradaban di India diketahui dengan ditemukannya sisa-sisa kebudayaan di Kota Mahenjo Daro di daerah Shindu (sekarang berada di wilayah Pakistan) dan Harappa yang mendiami kawasan Sungai Ravi (daerah hulu Sungai Shindu).

1. Tahun berdiri munculnya peradaban
India adalah salah satu tempat pertama yang dihuni oleh manusia setelah migrasi dari Afrika. Manusia tiba di India melalui pesisir sepanjang Jazirah Arab dan Teluk Persia. Kemungkinan kelompok orang pertama tiba di India sekitar 50.000-an SM.
Pada 3000-an SM, bangsa Harappa membangun kota-kota Zaman Perunggu di Sungai Indus (Pakistan modern). Mereka melakukan perdagangan dengan Asia Barat. Pada 2000-an SM, peradaban Harappa runtuh. Tak diektahui secara pasti penyebab keruntuhan ini.
Tidak lama setelah itu, bangsa India-Eropa datang dari Asia Tengah ke India. Mereka disebut juga bangsa Weda atau Arya, dan membawa serta kuda, kereta perang, dan bahasa mereka. Agama mereka ikut bercampur dengan agama lokal untuk kemudian menghasilkan agama Hindu. Sistem kasta juga mulai muncul pada masa ini. Sekitar 800-an SM, bangsa Weda bergerak dari Lembah Indus untuk menaklukan seluruh India Utara, termasuk lembah Gangga.
Pada 539 SM, Persia, di bawah Koresh Agung, menyerang India utara (Pakistan modern) dan menjadikannya bagian dari Kekaisaran Persia. Pada 323 SM, Aleksander Agung, ketika menaklukan Kekaisaran Persia, juga melancarkan serangan ke India.
Setelah itu muncul negara-negara kuat di India. Yang pertama adalah Kekaisaran Maurya yang berdiri pada 321 SM dan runtuh pada 184 SM. Masa ini diikuti oleh periode kerajaan-kerajaan kecil hingga pada 320 M berdirilah Kekaisaran Gupta yang berlangsung hingga 550 M. Kerajaan-kerajaan besar lainnya juga muncul di India selatan.
Dimulai sekitar 400-an M, gelombang serangan dari Asia Tengah dan Asia Barat mulai menyerbu India. Awalnya, suku Hun menyerang, kemudian, setelah runtuhnya Gupta, kaum Muslim berhasil merebut India utara dan mendirikan Kesultanan Delhi. Sekitar 1200-an dan 1300-an M, Mongol juga melakukan serangan berulang ke India. Semua konflik ini berlangsung terutama di India utara. Sementara di India selatan, kerajaan-kerajaan India lokal relatif tidak terlalu terganggu.
Di India utara, kekuasaan Mongol sempat menghilang sebelum akhirnya pada 1526 M berdiri negara Mongol bernama Kekaisaran Mughal. Pada tahun 1700-an M, Mughal melemah dan terpecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil. Ini memicu Britania untuk bergerak dan menaklukan India.
2. Suku bangsa yang berkembang

Bangsa Arya diperkirakan masuk di India antara 2000 dan 1000 tahun sebelum Masehi masuklah ke India dari sebelah utara. Kaum Arya, yang memisahkan diri dari kaum sabangsanya di Iran dan yang memasuki India melalui jurang-jurang di pegunungan Hindu Kush.
Bangsa Arya itu, yang termasuk induk bangsa Indo-Eropa, mula-mula adalah bangsa pengembara. Dari tempat mereka terakhir didaerah Asia pusat sebagaian dari mereka memasuki dan menetap di dataran tinggi Iran, dan sebagian lagi di Punjab (5 sungai). Di sepanjang sungai Sindhu terdapat suatu peradaban bangsa Dravida yang sudah tinggi sekali tingkatnya. Peradaban iti berpusat di kota-kota yang diperkuat. Dengan benteng-benteng.
Setelah datang di India mereka menentap di dataran sungai Sindhu yang pada zaman itu masih subur, jadi di daerah itu mereka telah menjumpai suatu peradaban tua. Di dalam beberapa hal mereka sangan berbeda dengan bangsa Dravida. Kemudian mereka lebih jauh memasuki India sampai di tepi sungai Gangga dan sampai di sebelah selatan. Tetapi di situ mereka makin bercampur dengan bangsa Dravida dan dengan demikianlah terwujudlah akhirnya suatu kesatuan. Berkat peleburan kebudayaan Dravida yang tua itu dengan kebudayaaan Arya terjadilah kemudian kebudayaan India. 
 Jadi dapatlah dikonstatir dengan jelas, bahwa agama Hindu sebagai agama tumbuh dari dua buah sumber yang berlainan, tumbuh dari perasaan dan pikiran keagamaan dua bangsa yang belainan, yang mula-mula dalam banyak hal sangat berlainan, tetapi kemudian lebur jadi satu.
Bangsa Arya datang dengan membawa bahasa Sansekerta. Mereka juga memperkenalkan system kasta, yang menempatkan orang-orang ke dalam bermacam-macam kasta atau warna berdasarkan kedudukan. 







B.   Sistem Mata Pencaharian

Sepanjang lembah Sungai Shindu adalah lahan subur yang cocok sekali untuk pertanian. Kesuburan ini disebabkan oleh lumpur-lumpur sungai yang dibawa ketika banjir. Pemanfaatan lahan dan sungai mendorong untuk mengembangkan teknologi irigasi dengan membuat saluran-saluran, tanggul penahan banjir dan bendungan untuk menampung. Hasil temuan saluran irigasi inilah yang menunjukkan bahwa pada masa tersebut sudah terbentuk peradaban yang maju dengan mata pencahariannya adalah pertanian (gandum, padi, kapas, dan teh).

C.   Sistem Pemerintahan

Peradaban Lembah Sungai Shindu adalah peradaban manusia prasejarah karena belum ditemukan adanya tulisan. Masuknya bangsa Arya ke wilayah India, mengubah tata hidup penduduk asli dan terjadinya percampuran kebudayaan. Sebenarnya bangsa Arya adalah bangsa nomaden (selalu berpindah-pindah), namun sejak ditemukannya wilayah India melalui Celah Kaiber mereka mencoba untuk menetap sehingga menimbulkan percampuran kebudayaan di antara keduanya. Pencampuran kedua bangsa tersebut melahirkan bangsa Hindu. Kedatangan mereka menjadi salah satu penyebab runtuhnya peradaban kuno di Lembah Sungai Shindu. Pemerintahan bangsa Arya yang pernah ada di Lembah Sungai Shindu diketahui mulai ada tahun 327 SM dengan berdirinya Kerajaan Maurya.

D.  Sistem Kepercayaan

Masyarakat lembah Sungai Shindu memuja kepada banyak dewa (politheisme). Dewa utama yang dipujanya adalah dewa berkepala tiga, bertanduk besar, walaupun masih berupa dugaan, stempel yang menggambarkan dewa ini banyak dijumpai. Selain itu, masyarakatnya mengenal Dewi Ibu yang dipuja sebagai lambang Dewi kesuburan.

Berikut ini nama-nama kerajaan yang pernah ada pada peradaban Lembah Sungai Shindu, antara lain:

1.     Kerajaan Magadha

Bangsa Arya yang tinggal di Punjab membentuk negara kota, dengan kepala pemerintahannya disebut raja. Pemerintahan seperti ini sudah ada di Magadha, Kosala dan Avanti. Kerajaan Magadha sudah ada kira-kira tahun 650 SM, diperintah oleh Sisunaga dengan ibukota Rajgir. Sekitar tahun 500 SM, pada masa Raja Ayatasatra, ibukota dipindahkan ke Pataliputra di dekat pertemuan Sungai Shindu dan Gangga.

Raja Nanda adalah Raja Magadha yang berhasil mengusir Persia dari Punjab, dan kemudian membentuk dinasti Nanda. Raja kesembilan dinasti Nanda yakni Mahapadmananda menikahi wanita dari kasta rendah dan memiliki seorang anak bernama Candragupta Maurya.

2.     Kerajaan Maurya
Candragupta Maurya adalah pendiri Kerajaan Maurya setelah berhasil menundukkan pasukan Macedonia yang kala itu sedang melakukan ekspansi ke wilayah India dibawah pimpinan Iskandar Zulkarnaen dan telah menguasai daerah Punjab. Pengusiran tentara Macedonia dari India dilakukan setelah Candragupta Maurya mengetahui kabar Iskandar Zulkarnaen wafat, kejadian ini terjadi pada tahun 327 SM. Ibukota Kerajaan Maurya berada di Pattaliputra dengan raja pertamanya adalah Candragupta Maurya. Kekuasaan wilayahnya terbentang dari Kashmir di bagian Barat dan lembah Sungai Gangga di bagian Timur. Kerajaan Maurya mencapai masa gemilang di bawah pemerintahan Ashoka (268-232 SM) cucu Candragupta Maurya.

Ashoka merasa menyesal setelah melihat korban-korban perang saat menundukkan Kerajaan Kalingga dan Dekkan, lalu bercita-cita untuk membentuk suatu perdamaian bagi umat manusia. Agama yang semula adalah Hindu ditinggalkannya dan beralih menjadi penganut agama Buddha.

3.     Kerajaan Candragupta
Sepeninggalnya Ashoka, kerajaan Maurya pecah menjadi kerajaan kecil yang kemudian dipersatukan kembali oleh Candragupta I dan berdiri Kerajaan Candragupta.

E.  Sistem kebudayaan

1.     Peninggalan bangsa india kuno

Bangsa india kuno telah memiliki kebudayaan yang cukup tinggi sejak tahun 3000 sebelum masehi Ini dibuktikan dengan adanya peninggalan peninggalannya. Adapun peninggalannya sebagai berikut.
-          Ditemukannya dua kota kuno dilembah sungai iudus, yaitu diharappa dan mohenjodaro, kedua dikota kuno ini telah memiliki cirri seni arsitektur yang cukup tinggi.
-          Ditemukannya tlisan berbentuk hurup paku, namun sampai sekarang belum dapat dibaca.
-          Kuil, tempat pemujaan dewa dan dua bangunan istana
-          Tembikar berb entuk periuk belanga, semacam piring dan cangkir dalam berbagai bentuk dan ukuran
-          Alat-alat pertanian berupa cangkul san kapak
-          Terracotta, yaitu benda benda beerupa lempeng tanah yang ada tulisannya
-          Perhiasan berupa kalung, gelang dan ikat pinggang
-          Ditemukannya arca dewa perempuan yang mempunyai bagian-bagian amat besar.
-          Kitab suci weda dan tripitaka merupakan karya sastra yang bayak dibaca masyarakat hindu dan budha
-          Kitab mahabrata dan ramayana



2.      Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Ilmu pengetahuan dan teknologi sudah dikenal oleh masyarakat yang mendiami lembah Sungai Shindu. Bukti-bukti yang menunjukkan hal tersebut dengan ditemukannya perkakas pertanian, alat-alat rumah tangga, alat-alat perang, bangunan dan simbol kepercayaan yang terbuat dari tanah liat ataupun logam. Selain itu, di Kota Mahenjo-Daro dan Harappa sudah terbentuk penataan kota yang baik dan teratur. Penduduk sudah mengenal teknologi bangunan dan gedung yang dibuat dari batu bata untuk tempat tinggal. Setiap rumah terdapat sumur dan saluran-saluran pembuangan limbah kotor dan dialirkan ke selokan besar di bawah jalan raya.

3.    Tokoh filsafat
·         Permenides (tetap)
          Ia lahir di kota Elea, dialah yang pertama kali memikirkan tentang hakikat tentang ada. Menurut pendapatnya, apa yang disebut sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada itu ada, yang ada tidak dapat hilang menjadi tidak ada, dan yang tidak ada tidak mungkin muncul menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada, sehingga tidak dapat dipikirkan. Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak dapat dipikirkan. Parmenides (515 – 440 SM) menyatakan bahwa segala sesuatu itu sebagai sesuatu yang tetap (tidak berubah).
 
·         Heraclitos (berubah)
         Ia lahir di Ephesus, ia mendapat julukan si gelap, karena untuk menelusuri gerak pikirannya sangat sulit. Heraclitos (535 – 475 SM) mengemukakan bahwa segala sesuatu itu “mengalir” (“panta rhei”) bahwa segala sesuatu itu berubah terus menerus/perubahan. Ucapannya yang terkenal: Panta rhei kai uden menci, artinya segala sesuatunya mengalir bagaikan arus sungai dan tidak satu orang pun dapat masuk ke sungai yang sama dua kali. Alsannya, karena air sungai yang pertama telah mengalir, berganti dengan air yang berada dibelakangnya.
Ia mempercayai bahwa arche (asas yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada, dan mengubahnya sesuatu itu menjadi abu atau asap. Walaupun sesuatu itu apabila dibakar menjadi abu atau asap, toh adana api tetap ada. Segala sesuatunya berasal dari api, dan akan kembali ke api.
 

·         Socrates (Dialectic)
         Socrates (470 SM) menolak konsep dunia determinisme mekanisme dan semua teori tentang dunia fisik. Menurutnya hakekat manusia adalah jiwa dan kehidupan rohani. Pikiran manusia adalah satu-satunya obyek penyelidikan yang berguna. Socrates memperkenalkan definisi universal dan penalaran induktif. Socrates sebagai guru dari Plato tidak meninggalkan karya tulis satupun dari hasil pemikirannya, tetapi pemikiran-pemikirannya secara tidak langsung banyak dikemukakan dalam tulisan-tulisan para pemikir Yunani lainnya terutama ditemukan dalam karya muridnya Plato.

·         Plato (Idealisme)
          Plato (428 SM) merintis teori alam menurut kebutuhan dan keinginan manusia. Alam semesta dianggap sebagai organisme hidup dengan tubuh, jiwa, dan pemikirannya. Plato membela konsep penalaran deduktif seperti mantematika. Dia juga telah memperkenalkan konsep “bentuk-bentuk yang nyata” yaitu bahwa ide atau bentuk merupakan kenyataan sejati. Selain itu dia juga memperkenalkan abstraksi pada konsep-konsep ilmiah.
Filsafat Plato dikenal sebagai Idealisme. Idealisme diambil dari kata “idea” yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini menganggap bahwa dibalik realitas fisik pasti ada sesuatu yang tidak tampak. Bagi aliran ini, sejatinya sesuatu justru terletak dibalik yang fisik. Ia berada dalam ide-ide, yang fisik bagi aliran ini dianggap hanya merupakan bayang-bayang, sifatnya sementara, dan selalu menipu. Eksistensi benda fisik akan rusak dan tidak akan pernah membawa orang pada kebenaran sejati. Dalam perkembangannya, aliran ini ditemui dalam ajaran Plato (428-348 SM) dengan teori idenya. Menurutnya, tiap-tiap yang ada di dalam mesti ada idenya yaitu konsep universal dari tiap sesuatu. Alam nyata yang menempati ruangan ini hanyalah berupa bayangan saja dari alam ide itu. Jadi, idelah yang menjadi hakikat sesuatu, menjadi dasar wujud sesuatu. Filsafat Plato juga sebagai jalan tengah dari ajaran Heraclitos dan Parmenides. Karya-karya lainnya dari Plato sangat dalam dan luas meliputi logika, epistemologi, antropologi (metafisika), teologi, etika, estetika, politik, ontologi dan filsafat alam.

disusun oleh : kasyful anwar

Komentar

Postingan populer dari blog ini

"BAD DIARY ?" | CERPEN - 1500 Kata | Tugas Kuliah | 2016

sejarah peradaban china kuno

haru hara ramadhan tahun iniAssalamualaikum wr.wb. Ust farid mohon penjelasannya utk hal dibawah ini dan apakah hadist yg diriwayatka oleh Nu'aim bin Hammad ini shohih ? Jazakallah khair Cuba lihat kalendar untuk tahun 2012... 1 Ramadhan pada tahun 2012 jatuh pada 20 Julai iaitu hari Jumaat, jadi 3 Ogos 2012 bersamaan 15 Ramadan juga pada hari Jumaat. Sama dengan satu hadis Nabi SAW tentang huru hara besar yang akan terjadi pada tengah malam pertengahan Ramadhan iaitu hari Jumaat 15 Ramadhan di bumi ini. Huru hara yang akan mengejutkan semua orang yang sedang tidur... Satu suara yang amat dahsyat akan kita dengar dari langit, bukan kiamat tetapi huru hara tersebut akan melenyapkan umat manusia di atas muka bumi ini sebanyak 2/3, yang tinggal hanya 1/3 shj. ( Menurut kajian NASA, pada 21-12-2012 satu planet yg yang dikenali planet X akan melintasi bumi ) Adakah kita semua ni tergolong dalam 1/3 itu? Adakah peristiwa itu akn berlaku pada 2012?? Hanya ALLAH yang Maha Mengetahui.. Yang penting kita perbanyakkan ibadat dan berdoa agar kita termasuk dlm golongan yg dilindungi Allah, jika mati biarlah kita mati dlm Islam dan beriman.. Apa pun, peristiwa itu pasti akan berlaku mengikut hadis Nabi SAW di bawah.. Dari Nu'aim bin Hammad meriwayatkan dengan sanadnya bahawa Rasulullah SAW bersabda: Bila telah muncul suara di bulan Ramadhan, maka akan terjadi huru-hara di bulan itul...". Kami bertanya: "Suara apakah, ya Rasulullah? " Beliau menjawab: "Suara keras di pertengahan bulan Ramadhan, pada malam Jumaat, akan muncul suara keras yang membangunkan orang tidur, menjadikan orang yang berdiri jatuh terduduk, para gadis keluar dari pingitannya, pada malam Jumaat di tahun terjadinya banyak gempa. Jika kalian telah melaksanakan solat Subuh pada hari Jumaat, masuklah kalian ke dalam rumah kalian, tutuplah pintu-pintunya, sumbatlah lubang-lubangnya, dan selimutilah diri kalian, sumbatlah telinga kalian. Jika kalian merasakan adanya suara menggelegar, maka bersujudlah kalian kepada Allah dan ucapkanlah: " Mahasuci Al-Quddus, Mahasuci Al-Quddus, Rabb kami Al-Quddus ", kerana barangsiapa melakukan hal itu akan selamat, tetapi barangsiapa yang tidak melakukan hal itu akan binasa". (Al Hadis). (Dari @ Nizar dan lainnya) Jawaban: Wa ‘Alaikum Salam wa Rahmatullah wa Barakatuh. Bismillah wal hamdulillah wash Shalatu was Salamu ‘Ala Rasulillah wa ‘Ala Aalihi wa Ashhabihi wa Man waalah, wa ba’d: Ada beberapa penanya yang menanyakan hal serupa kepada kami, dan katanya hadits ini sedang ramai beredar dibicarakan FB dan beberapa forum di internet. Langsung saja ......., berikut ini adalah teks Arab hadits yang ditanyakan: عن ابن مسعود قال قال رسول الله : - صلى الله عليه وسلم - إذا كانت صيحة فى رمضان فإنه يكون معمعة فى شوال وتمييز القبائل فى ذى القعدة وتسفك الدماء فى ذى الحجة والمحرم وما المحرم يقولها ثلاث مرات هيهات هيهات يقتل الناس فيه هرجا هرجا قلنا وما الصيحة يا رسول الله قال هدة فى النصف من رمضان ليلة الجمعة فتكون هدة توقظ النائم وتقعد القائم وتخرج العواتق من خدورهن فى ليلة جمعة فى سنة كثيرة الزلازل والبرد فإذا وافق شهر رمضان فى تلك السنة ليلة الجمعة فإذا صليتم الفجر من يوم الجمعة فى النصف من رمضان فادخلوا بيوتكم وأغلقوا أبوابكم وسدوا كواكم ودثروا أنفسكم وسدوا آذانكم فإذا أحسستم بالصيحة فخروا لله سجدا وقولوا سبحان القدوس سبحان القدوس ربنا القدوس فإنه من فعل ذلك نجا ومن لم يفعل هلك Hadits ini terdapat dalam kitab Al Fitan, karya Nu’aim bin Hammad, Juz. 1, Hal. 228, No. 638. Juga kitab Kanzul ‘Ummal, karya Imam Alauddin Al Muttaqi Al Hindi No. 39627. Sanad hadits tersebut sebagai berikut, berkata Nu’aim bin Hammad: حَدَّثَنَا أَبُو عُمَرَ عَنِ ابْنِ لَهِيعَةَ قَالَ : حَدَّثَنِي عَبْدُ الْوَهَّابِ بْنُ حُسَيْنٍ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ ثَابِتٍ الْبُنَانِيِّ عَنْ أَبِيهِ عَنِ الْحَارِثِ الْهَمْدَانِيِّ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ Berkata kepada kami Abu Umar, dari Ibnu Luhai’ah, dia berkata: berkata kepadaku Abdul Wahhab bin Husain, dari Muhammad bin Tsabit Al Bunani, dari ayahnya, dari Al Haarits Al Hamdani, dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: ... (lalu disebut hadits di atas) Hadits ini memiliki banyak cacat, yakni pada semua perawinya –kecuali Ibnu Mas’ud Radhiallalhu ‘Anhu: 1. Nu’aim bin Hammad Beliau termasuk seorang imam, beliaulah yang menyusun kitab Al Fitan sendiri, tetapi para imam hadits telah mengkritiknya dengan tajam. Tentang Beliau dan kitab Al Fitan, Imam Adz Dzahabi berkata: لا يجوز لاحد أن يحتج به، وقد صنف كتاب " الفتن " فأتى فيه بعجائب ومناكير. “Tidak boleh bagi seorang pun berhujjah dengannya, dan Dia telah menyusun kitab Al Fitan, yang di dalamnya terdapat banyak keanehan dan kemungkaran.” (As Siyar A’lamin Nubala, 10/609) Imam An Nasa’i mengatakan: “Dia orang yang lemah (dhaif).” Imam Al Azdi mengatakan: “Dia termasuk orang yang memalsukan hadits demi membela sunah.” Imam Al ‘Abbas bin Mush’ab mengatakan dalam Tarikh-nya: “Dia memalsukan sebah buku untuk membantah kaum Jahmiyah.” Oleh karenanya Imam Adz Dzahabi mengatakan tentangnya: “Salah satu imam dunia, yang memiliki kelemahan dalam haditsnya.” (Lihat semua dalam Mizanul I’tidal, 4/267-269) Ada yang menilainya jujur dan terpercaya, seperti Imam Yahya bin Ma’in, Imam Ahmad, dan Imam Al ‘Ijli, dan Imam Al Bukhari pernah mengambil hadits darinya. (Ibid) Namun dalam kitab yang lain Imam Ibnu Ma’in pernah mengkritiknya. Dalam As Siyar disebut oleh Imam Adz Dzahabi, menurut Imam Al ‘Abbas bin Mush’ab bahwa Nu’aim bin Hammad telah memalsukan satu buku untuk membantah Imam Abu Hanifah dan Muhammad bin Al Hasan, serta memalsukan 13 buku untuk membantah kelompok Jahmiyah. Shalih Al Jazarah dan Az Zuhri mengatakan, Nu’aim bin Hammad adalah seorang yang memiliki banyak hadits-hadits munkar yang tidak bisa diikuti. Imam Yahya bin Ma’in ditanya tentang haditsnya Nu’aim bin Hammad, beliau menjawab: “haditsnya bukan apa-apa (maksudnya jangan dianggap, pen).” Ibnu Hammad Ad Daulabi mengatakan: “Nu’aim bin Hammad dhaif.” Ahmad bin Syu’aib, Ibnu Hammad, dan lainnya mengatakan: “Dia memalsukan hadits demi membela sunah, dan memalsukan hikayat para ulama tentang fitnahnya Abu Hanifah, semua adalah dusta.” Imam An Nasa’i mengatakan: “Dia telah memasuki batas sebagai orang yang tidak boleh dijadikan hujjah.” Imam Ibnu Hibban berkata tentang dia: “Suka salah dan bimbang.” Ibnu Yunus mengatakan: “Dia meriwayatkan hadits-hadits munkar dari orang-orang yang bisa dpercaya.” (Lihat semua dalam Siyar A’lamin Nubala, 10/595 – 611) 2. Abu Umar Inilah cacat kedua. Abu Umar, dia adalah Hammad bin Waqid Al ‘Isya Ash Shafar. Beliau adalah guru dari Nu’aim bin Hammad. Abu Umar Hammad bin Waqid ini telah didhaifkan para ulama. Imam Yahya bin Ma’in mengatakan: “dhaif.” Imam Al Bukhari berkata: “munkarul hadits – haditsnya munkar.” Imam Abu Zur’ah dan lainnya: “Layyin –lemah.” Imam Al Fallas mengatakan: “Banyak salah dan wahm (bimbang/ragu).” (Lihat Al Mizan, 1/600) 3. Ibnu Lahi’ah Beliau adalah rawi yang terkenal kelemahannya, yakni buruk pada sisi hapalannya, khususnya setelah buku-bukunya terbakar. Ishaq bin Isa mengatakan kitab-kitabnya terbakar pada tahun 169H. Diceritakan bahwa Imam Yahya bin Said Al Qaththan sama sekali tidak mau menganggap hadits Ibnu Luhai’ah. Imam Abdurrahman bin Mahdi mengatakan: “Saya tidak membawakan haditsnya sedikit atau banyak.” Imam Muslim mencertakan bahwa Waki’, Yahya, dan Ibnu Mahdi meninggalkan hadits Ibnu Lahi’ah. Imam An Nasa’i mengatakan: “Laisa bitsiqah – bukan orang terpercaya.” Abdurrahman bin Kharrasy mengatakan: “Jangan ditulis haditsnya.” Abu Zur’ah dan Yahya bin Ma’in mengatakan: “Tidak bisa dijadikan hujjah.” Abu Ishaq Al Jauzajaani mengatakan: “Haditsnya tidak memiliki cayaha, tidak bisa dijadikan hujah, dan jangan diikuti.” (Lengkapnya lihat As Siyar, 8/11-31) 4. Abdul Wahhab bin Husain Imam Al Hakim berkata tentang beliau: “Majhuul – tidak dikenal.” (Al Mustadrak No. 8590), Al Hafizh Ibnu Hajar juga berkata tentang beliau: “Majhuul .” (Lisanul Mizan, 4/87) 5. Muhammad bin Tsaabit Al Bunani Imam Yahya bin Ma’in mengatakan: “Laisa biqawwi – tidak kuat.” Imam Abu Hatim mengatakan: “Tidak bisa dijadikan hujah dan haditsnya munkar.” Abu Zur’ah berkata: “Layyin – lemah.” (Imam Abdurrahman bin Abi Hatim, Al Jarh wat Ta’dil, 7/217) Imam An Nasa’i mengatakan: “Dhaif. Imam Ibnu ‘Adi mengatakan: “haditsnya tidak bisa diikuti.” Imam Al Bukhari mengatakan: “Padanya ada yang pertimbangkan.” (Mizanul I’tidal, 3/495) 6. Al Haarits Al Hamdani Dia adalah Al A’war (buta sebelah matanya). Kun-yahnya adalah Abu Zuhair. Dia juga lemah, bahkan sebagian menuduhnya sebagai pendusta. Asy Sya’bi berkata: “Bercerita kepadaku Al Haarits Al A’war, dan dia adalah Kadzdzaab – pendusta.” Ibrahim berkata: “Dia tertuduh (sebagai pendusta).” Ibnu Al Madini berkata: “Kadzdzaab.” Yahya bin Ma’in mengatakan: “Dhaif.” An Nasa’i berkata: “Laisa bilqawwi – bukan orang kuat.” Ad Daruquthni mengatakan: “Dhaif.” Yahya Al Qaththan mengatakan: “Umumnya apa yang diriwayatkannya tidak terjaga.” Ibnu Hibban berkata: “Beliau orang yang ekstrim tasyayyu’ (condong ke syi’ah), dan haditsnya lemah.” (Mizanul I’tidal, 1/435-437) Maka, betapa mengenaskan riwayat ini! Seandainya satu perawi saja yang bermasalah sudah cukup menjatuhkan hadits ini, namun hadits ini ada enam perawi yang bermasalah, bahkan beberapa di antara mereka ada yang disebut sebagai pemalsu hadits dan pendusta. Oleh karenanya para ulama seperti Imam Adz Dzahabi dalam At Talkhish, Imam Ibnul Qayyim dalam Al Manar Al Munif, Syaikh Al Albani dalam Adh Dhaifah menyebutkan bahwa ini adalah hadits palsu (maudhu’), dan hen