sejarah peradaban mesir kuno
Sejarah
Perkembangan
mesir
kuno
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah, merupakan satu
kata yang sangat pantas penulis ucakan kepada Allah STW, yang karena
bimbingannyalah maka penulis bisa menyelesaikan sebuah makalah ini dengan baik.
Semoga dengan makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada pera pembaca yang diridoi allah yang maha pengasih
lagi penyayang.
Daftar isi
a.
Letak geografis
-
Tahun berdiri munculnya peradaban
mesir kuno
-
Sukubangsa
b.
System mata pencaharian
c.
System pemerintahan
d.
System kepercayaan
e.
System budaya
-
Peninggalan budaya
-
Ilmu pengetahuan
-
Tokoh filsafat
A. letak geografis
Daerah Mesir terletak di bagian utara benua Afrika. Disebelah utara berbatasan
dengan Laut Tengah, di sebelah timur berbatasan dengan laut Merah, di sebelah
selatan berbatasan dengan Sudan dan di sebelah barat berbatasan dengan Lybia.
Kebradaan Mesir di benua Afrika merupakan berkah tersendiri. Wilayah Mesir yang
dilalui oleh Sungai Nil memiliki tanah yang relative subur. Sungai Nil
bersumber dari suatu mata air yang terletak jauh di tanah tinggi Afrika timur.
Banjir yang mengalir ke utara dan setiap tahun mendatangkan banjir inilah yang
mengubah padang pasir menjadi lembah-lembah yang subur. Lebar lembah itu antara
15 kilometer sampai 50 kilometer. Oleh karena itu, sector pertanian berkembang
pesat di wilayah Mesir. Banyak sejarawan diantaranya adalah Herodotus (ahli
sejarah Yunani) menjuluki Mesir sebagai the Give of the Nile dengan
melihat potensi alam yang dimiliki Mesir.
Seseorang akan mudah teringat dengan Mesir ketika disebut nama Firaun.
Istilah Firaun sebenarnya merupakan gelar atau sebutan bagi raja/bangsawan
Mesir. Kata Firaun sendiri berarti istana besar, artinya hampir semua penguasa
Mesir hanya mau menetap di istana besar untuk menunjukkan kebesarannya.
Beberapa Firaun yang sempat menguasai wilayah Mesir di antaranya Ahmose,
Thutmose I, Thutmose III, Ramses II, Akhenaton, Ramses II, dsb.
1.
tahun berdiri munculnya peradaban
Mesir merupakan satu-satunya pusat
kebudayaan tertua di benua Afrika yang berasal dari tahun
4000 SM. Hal ini diketahui dari
penemuan sebuah batu tulis di daerah Rosetta oleh pasukan Perancis yang
dipimpin Napoleon Bonaparte. Batu tulis itu berhasil dibaca oleh seorang
Perancis yang bernama Jean Francois Champollin (1800) sehingga sejak tahun itu
terbukalah tabir sejarah Mesir Kuno yang berasal dari tahun 4000 SM.
2.
Suku
bangsa
Bukti-bukti paling tua mengenai kegiatan manusia di Mesir, ialah alat-alat batu api bertarikh zaman palailotik (zaman batu kuno) yg ditemukan di dataran-dataran tangga S Nil. Tapi orang Mesir asli yg pertama bermukim di lembah Nil sebagai petani (ditemukan beberapa alai atau benda milik mereka), ialah yg disebut orang Taso-Badari, kebudayaan prasejarah pertama. Agaknya mereka orang Afrika asli dengan dua tahapan budaya prasejarah berurutan, yg lazim disebut Nagada I dan II, yg berakhir kr thn 3000 sM atau sedikit sesudahnya.
Namun, tidak lama sebelum (dan selama) timbulnya Mesir secara mendadak dalam sejarah, dengan mendirikan kerajaan yg tahu menulis yg diperintah para firaun, ada sedikit bukti tentang menyusupnya suatu bangsa baru dari luar Mesir; ciri-ciri perawakan mereka berbeda dan mereka terutama bermukim di Mesir utara. Inilah yg disebut ras Giza atau ras dinasti, barangkali berasal dari Asia. Keunggulan mereka dari dan pembauran mereka dengan bangsa prasejarah yg lebih kuno diduga telah meningkatkan dadakan perkembangan kebudayaan Mesir yg khas dan bersejarah itu, tapi hal ini masih lebih bersifat khayalan. (Lih W. B Emery, Saggara and the Dynastic Race, 1952.) Orang Mesir sekarang ialah keturunan langsung dari bangsa Mesir kuno.
B. Sistem Mata Pencaharian
Pola hidup bangsa Mesir sangat
menggantungkan diri kepada kondisi Sungai Nil, apabila musim hujan mereka akan
bercocok tanam dan apabila musim kemarau mereka akan menghindar. Kemampuan
bercocok tanam ini bertahan lama sampai jumlah populasinya bertambah banyak dan
mengharuskan bangsa Mesir mengembangkan sistem pengaturan air yang baik dan
bisa dipergunakan setiap saat. Adanya kerja sama antar individu membentuk
sebuah kelompok kecil dan berkembang menjadi kelompok besar yang memerlukan
sebuah aturan dalam organisasi yang teratur.
C. Sistem Pemerintahan
System pemerintah Mesir berbentuk kerajaan yang diperintahkan oleh seorang raja
dengan kekuasaan absolute atau mutlak. Para ahli membagi sejarah kerajaan Mesir
menjadi tiga zaman sebagai berikut.
a. Zman Mesir Tua
Raja-raja dari zaman Mesir Tua bertahta di Thinis. Pada awalnya kerajaan Mesir
terdiri dari dua kerajaan, yaitu kerajaan Mesir Hulu dan Mesir Hilir. Kedua
kerajaan ini berhasil dipersatukan oleh Firaun Menes. Oleh karena itu, Raja
Mesir juga disebut dengan nama Nesutbiti (Raja Mesir Hulu dan Mesir Hilir).
Raja-raja yang terkenal dari zaman Kerajaan Mesir Tua anatara tahun 2800-2800
SM adalah Raja Chufu (Cheops), Chefren, dan Menkaure. Berdasarkan bukti-bukti
peninggalan berupa makam-makam piramida, raja-raja ini memiliki kekuasan yang
besar dalam pemerintahannya.
Pada masa pemerintahan Firaun Pepi I (± 2500 SM), kerajaan Mesir memperluas
daerahnya sampai ke Nubia Selatan dan Abessynia. Tetapi setelah masa
pemerintahan Firaun Pepi II, kerajaan Mesir dengan pusatnya Memphis semalin
lemah dan musuh-musuh dariluar mendapat kesempatan untuk memecahkan belah
kerajaan Mesir menjadi kerajaan-kerajaan kecil.
b. Zaman Mesir Pertengahan
Kerajaan mesir terpecah belah akibat terjadinya pertentangan dan persaingan anatara
kaum bangsawan feodal. Persaingan dan pertentangan ini berhasil diatasi dan
dipersatukan oleh raja dari kerajaan Thebe yang bernama Firaun Sesotis III (±1880 SM). Bahkan raja ini berhasil memperluas wilayahnya
kedaerah Nubia. Ia juga menyerang dan menduduki daerah Palestina, bahkan sampai
kedaerah Sichem. Firaun Sesotris III berhasil memerintah kerajaan dengan baik.
Perdagangan Mesir dengan daerah-daerah di sekitar laut merah berkembang dan
bertambah ramai, sehingga kesejahteraan rakyat meningkat.
Setelah masa pemerintahan Raja Sesostris III terdapat beberapa raja terkenal
yang pernah memerintah Mesir, diantaranya Firaun Amenemhet III (±1880 SM). Namun, setelah Raja Amenemhet III
meninggal muncul bangsa-bangsa asia yang disebut bangsa Hyksos yang menyerang
dan menguasai Mesir.
Bangsa Mesir tidak ingin dikuasai oleh Hyksos sehingga melakukan perlawanan
dipimpin Firaun Ahmosis I dari kerajaan Thebe. Bangsa Hyksos berhasil diusir
dan ibu kota awaris direbut kembali. Berdirilah kerajaan Mesir baru. Firaun
Ahmosis I diangkat menjadi penguasa Mesir. Setelah meninggal ia digantikan oleh
Firaun Thutmosis I. Firaun Thutmosis I melakukan perluasan wilayah hingga
kedaerah Asia Barat. Politik ini diteruskan oleh penggantinya yang bernama Firaun
Thutmosis III (1500-1447 SM). Di bawah pemerintahaannya Babylonia, Assyria,
Cicilia, Cyprus tunduk di bawah kekuasaan Mesir. Berikut raja-raja Kerajaan
Mesir Baru setelah Thutmosis III meninggal:
c. Zaman Mesir Baru
Bangsa Mesir dapat merebut kembali
kekuasaannya dari bangsa Hykos. Raja yang paling berjasa dalam perebutan
kekuasaan dari bangsa Hykos adalah Firaun Ahmosis karena ia sendiri yang
memimpin serangan. Kekuasaan Mesir sempat meluas ke Babylonia, Assyria,
Cicillia, Cyprus pada saat kekuasaan Tutmosis II.
Antara tahun 1367-1350 SM pada masa
pemerintahan Amenhotep IV atau Akhenaton dan Nefertiti mengajarkan monotheisme
kepada bangsa Mesir dengan menganggap Dewa Matahari sebagai satu-satunya dewa.
Akibat adanya pertentangan dengan para pendeta agama Amon, Amenhotep IV
memindahkan ibukota dari Thebe ke Al Amama. Setelah Amenhotep IV meninggal,
perselisihan tentang agama tidak terjadi lagi dan pendeta menunjuk
Tut-Aankh-Amon atau Tutankhamon sebagai firaun dan diharuskan tunduk kepada
pendeta agama Amon. Kekuasaan Mesir akhirnya selalu digantikan oleh negara lain
yang menjatuhkannya. Ini terjadi sejak pemerintahan Raja Ramses III (1198-1167
SM) berakhir.
4. Sistem kepercayaan.
Masyarakat Mesir Kuno percaya dan memuja dewa (polytheisme). Dewa yang dipuja
itu ada yang khusus milik masyarakat desa, daerah atau kota, bahkan ada dewa
yang dihormati oleh seluruh bangsa Mesir. Dewa-dewa yang dipuja bangsa Mesir di
antaranya:
Dewa Osiris sebagai dewa tertinggi atau dewa kesuburan.
Dewa Thot (dewa pengetahuan)
Dewa Anubis (dewa berkepala anjing) sebagai dewa kematian.
Dewa Apis berwujud sapi.
Dewa Ra (Dewa Matahari) dan kemudian mnjadi Dewa Amon-Ra (dewa bulan matahari)
Akhenaton dan istrinya pernah berupaya menjadikan Amon Ra sebagai satu-satunya
dewa yang harus disembah (monotheisme), tetapi upaya ini tidak berhasil karena
bertentangan dengan kepercayaan masyarakat.
5. Sistem kebudayaan
a.
Peninggalan
Budaya
1 Piramida
Piramida
terdiri dari beberapa kamar di dalamnya sebagai tempat atau tanda kuburan yang
dihiasi oleh berbagai lukisan dan relief yang mencerminkan kehidupan di
akhirat. Bangunan ini didirikan pada saat raja yang bersangkutan masih hidup.
Pada piramid terdapat relief menggambarkan asal dan perbuatan sang raja di
dunia. Penutupan ruangan dikerjakan setelah upacara pemakaman
2 Spinx
Patung
hewan-hewan mitologis yang berbadan singa dan bermuka manusia.
3 Mastaba
Mastaba
berbentuk seperti piramid terpotong bagian atasnya dengan tingginya kurang
lebih lima meter dengan dua buah pintu asli dan dua buah pintu palsu. Jenazah
berada di ruang bawah tanah dan ditutup dengan batu. Mastaba berfungsi sebagai
tempat pemakaman para raja-raja yang merupakan bentuk awal piramida
4 Kuil
Kuil
dibedakan dari dua jenis, yaitu kuil dewa dan kuil makam. Di dalam terdiri dari
kamar pemujaan yang mengelilingi kamar dewa. Pada mulanya kedua kuil disatukan,
kemudian dipisahkan agar tidak dicuri orang.
5 Makam
Makam
merupakan tempat kuburan para bangsawan di atas gunung karang terdiri dari
serambi dan tiang-tiang yang berisi patung. Hiasan dan relief memprlihatkan
upacara pemakaman dan amal baik jenazah serta perbuatan tercela yang
dilakukannya
6 Aksara
Peninggalan
Mesir kuno yang besar pengaruhnya bagi kebu-dayaan dunia ialah aksara, yang
disebut hieroglyph. Pada mulanya aksara itu berupa gam bargam bar. Lambat laun
gambar-gambar itu mempunyai arti tertentu dan menjadi lambang.
7 Arca
Patung-patung
yang sengaja dibuat untuk disembah sebagai perwujudan dari kepercayaan
orang-orang Mesir Kuno.
8 Obelisk
Tugu-tugu
ramping dan runcing menjulang tinggi ke angkasa sebagai pemujaan.
b.
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Mereka sudah
dapat mempelajari dan mengenal tata alingkungan tempat tinggalnya. Masyarakat
Mesir Kuno yang hidup dari hasil bercocok tanam memiliki banyak waktu luang
untuk menambah pengetahuan tentang kehidupan baik yang bersifat material maupun
spiritual. Masyarakat mesur kuno percaya bahwa roh orang yang meninggal akan tetap
hidup dan menghuni jasadnya, apabila jasadnya tidak rusak. Oleh karena itu,
pada tubuh orang yang sudah meninggal dimasukkan berbagai macam obat dan
rempah-rempah agar tidak membusuk dan kemudian di balut dengan bermacam-macam
kain yang dipoles dengan kapur. Garam, dan perekat sehingga terbentuk mummi
yang tidak dapat rusak dan membusuk
c. Tokoh Filsafat
1.
Karl Marx (1818-1883)
Marx lahir di Trier Jerman pada tahun
1818.ayahnya merupakan seorang Yahudi dan pengacara yang cukup berada, dan ia
masuk Protestan ketika Marx berusia enam tahun. Setelah dewasa Marx melanjutkan
studinya ke universitas di Bonn, kemudian Berlin. Ia memperoleh gelar doktor
dengan desertasinya tentang filsafat Epicurus dan Demoktirus. Kemudian, ia pun
menjadi pengikut Hegelian sayap kiri dan pengikut Feurbach. Dalam usia dua
puluh empat tahun, Marx menjadi redaktur Koran Rheinich Zeitung yang dibrendel
pemerintahannya karena dianggap revolusioner.
Setelah
ia menikah dengan Jenny Von Westphalen (1843) ia pergi ke Paris dan disinilah
ia bertemu dengan F.Engels dan bersahabat dengannya. Tahun 1847, Marx dan
Engels bergabung dengan Liga Komunis, dan atas permintaan liga komunis inilah,
mereka mencetuskan Manifesto Komunis (1848).
Dasar
filsafat Marx adalah bahwa setiap zaman, system produksi merupakan hal yang
fundamental. Yang menjadi persoalan bukan cita-xita politik atau teologi yang
berlebihan, melainkan suatu system produksi. Sejarah merupakan suatu perjuangan
kelas, perjuangan kelas yang tertindas melawan kelas yang berkuasa. Pada waktu
itu Eropa disebut kelas borjuis. Pada puncaknya dari sejarah ialah suatu
masyarakat yang tidak berkelas, yang menurut Marx adalah masyarakat komunis.
2.
Soren Aabye Kierkegaard
Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855)
lahir di Kopenhagen, Denmark. Ia lahir ketika ayahnya berumur 56 tahun dan
ibunya 44 tahun. Ia mulai belajar teologi di Universitas Kopenhagen. Ia
menentang keras pemikiran Hegel yang mendominasi di Universitas tersebut. Dalam
kurun waktu ini ia apatis terhadap agama, ingin hidup bebas dari lingkungan
aturan agama. Setelah mengalami masa krisis religius, ia kembali menekuni ilmu
pengetahuan dan menjadi Pastor Lutheran.
Pada
tahun 1841 ia mempublikasikan buku pertamanya (disertasi MA) Om Begrebet Ironi
(The Concept of Irony). Karya ini sangat orisinal dan memperlihatkan
kecemerlangan pemikirannya. Ia mengecam keras asumsi-asumsi pemikiran Hegel
yang bersifat umum. Karya agungnya terjelma dalam Afsluttende Uvidenskabelig
Efterskriff (Consluding Unscientific Postcript) tahun 1846, mengungkapkan
ajaran-ajarannya yang bermuara pada kebenaran subyek. Karya-karya lainnya
adalah Enten Eller (1843) dan Philosophiske Smuler (1844). Sedangkan buku-buku
yang bernada kristiani adalah Kjerlighedens Gjerninger (Work of Love) 1847,
Christelige Taler (Christian Discourses) 1948, dan Sygdomen Til Doden (The
Sickness into Death) tahun 1948).
3.
Jean Paul Sartre
Jean Paul Sartre (1905-1980) lahir
tanggal 21 Juni 1905 di Paris. Ia berasal dari keluarga Cendikiawan. Ayahnya
seorang Perwira Besar Angkatan Laut Prancis dan ibunya anak seorang guru besar
yang mengajar bahasa modern di Universitas Sorbone. Ketika ia masih kecil
ayahnya meninggal, terpaksa ia diasuh oleh ibunya dan dibesarkan oleh kakeknya.
Di bawah pengaruh kakeknya ini, Sartre dididik secara mendalam untuk menekuni
dunia ilmu pengetahuan dan bakat-bakatnya dikembangkan secara maksimal.
Pengalaman masa kecil ini memberi ia banyak inspirasi. Diantaranya buku Les
Most (kata-kata) berisi nada negatif terhadap hidup masa kanak-kanaknya.
Meski
Sartre berasal dari keluarga Kristen protestan dan ia sendiri dibaptiskan
menjadi katolik, namun dalam perkembangan pemikirannya ia justru tidak menganut
agama apapun. Ia atheis. Ia memngaku sama sekali tidak percaya lagi akan adanya
Tuhan dan sikap ini muncul semenjak ia berusia 12 tahun. Bagi dia, dunia sastra
adalah agama baru, karena itu ia menginginkan untuk menghabiskan hidupnya
sebagai pengarang.
4.
G.W.F Hegel (1798-1857 M)
Hegel lahir di
Stuttgart, Jerman pada tanggal 17 Agustus 1770. Ayahnya adalah seorang pegawai
rendah bernama George Ludwig Hegel dan ibunya yang tidak terkenal itu bernama
Maria Magdalena. Pada usia 7 tahun ia memasuki sekolah latin, kemudian
gymnasium. Hegel muda ini tergolong anak telmi alias telat mikir! Pada usia 18
tahun ia memasuki Universitas Tubingen. Setelah menyelesaikan kuliah, ia
menjadi seorang tutor, selain mengajar di Yena. Pada usia 41 tahun ia menikah
dengan Marie Von Tucher. Karirnya selain menjadi direktur sekolah menengah,
juga pernah menjadi redaktur surat kabar. Ia diangkat menjadi guru besar di
Heidelberg dan kemudian pindah ke Berlin hingga ia menjadi Rektor Universitas
Berlin (1830).
Komentar
Posting Komentar